Kamis, 09 Agustus 2012

SMARTTS, Bina Para Sopir Menjadi Pengusaha Angkutan Kota



Berawal dari Sopir Angkot (angkutan kota), kini Maizar Dela Rosa menjadi pengusaha angkot. Melalui bendera SMARTTS (Solidaritas Masyarakat Transportasi Tangerang Selatan) yang diketuainya, Maizar berupaya membina para sopir mengikuti kiprahnya menjadi pengusaha angkot.

KELAHIRAN SMARTTS pada 15 Juni 2010 didasari ingin menjadi wadah pemersatu bagi para pengemudi, khususnys sopir angkutan kota (angkot) di Tangerang Selatan (Tangsel). Hal ini diungkapkan oleh Maizar Dela Rosa, Ketua Umum SMARTTS. 


“Dalam wadah ini, kami ingin menjadi wadah untuk meningkatkan rasa solidaritas antarpengemudi,” tutur pria murah senyum ini. menurutnya, selama ini, profesi sopir angkot sangat menunjang aktivitas perekonomian di Tangsel. Disadari atau tidak, pengemudi telah banyak memberi kontribusi bagi pembangunan. “Karena itu, wadah SMARTTS ini dapat menjadi sarana untuk lebih memaksimalkan peran pengemudi,” tutur Maizar.

Selain itu, SMARTTS juga melakukan pembinaan terhadap anggota untuk selalu mematuhi peraturan lalu lintas. “Kami selalu mengingatkan para sopir agar selalu menjaga keselamatan penumpang. Selain itu berlaku ramah dan sopan kepada penumpang,” ujarnya. Di sisi lain, pihaknya juga berupaya untuk mencegah para sopir untuk tidak terjerumus dalam narkoba dan minuman keras. 

Sementara, Wakil Ketua II SMARTTS, Alex Sulkarnaini menambahkan, intinya organisasi ini berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan anggota. “Bahkan, kami berupaya untuk berjuang agar anggota bisa memiliki tabungan di hari tua mereka untuk mensejahterakan keluarganya,” terangnya.

Apa langkah yang dilakukan SMARTTS untuk kesejahteraan anggota? Rupanya pembinaan SMARTTS sampai pada hal merubah pola pikir para sopir. Maizar maupun Alex mengatakan, para sopir ini dipacu untuk menjadi pengusaha, khususnya pengusaha angkot. “Kami berusaha mendorong para sopir memiliki jiwa pengusaha. Bahkan, kami mendorong mereka tidak saja menjadi sopir angkot, tapi menjadi pengusaha angkot,” tutur Maizar.

Kini, setelah 3 tahun berdiri, sedikitnya sudah ada 300 sopir yang mulai memiliki angkot sendiri. Padahal tadinya para sopir ini hanya bekerja menjadi sopir angkot orang lain. “Alhamdulillah, akhirnya niat kami membina para sopir menjadi pengusaha angkot kesampaian,” ujar Maizar yang sebelumnya juga sopir biasa.

Bagaimana SMARTTS melakukannya? Ternyata organisasi ini juga punya wadah untuk peremajaan angkot. Mereka membeli angkot-angkot bekas, kemudian angkot itu diperbaiki dan dijual kembali kepada anggota dengan harga murah. Bahkan, para anggota bisa mengkreditnya dengan kredit yang cukup murah. 

“Angkot yang kami jual kreditnya murah, sekitar lima ratus ribuan per bulan. Sama seperti kita kredit motor. Dengan kredit ini, para sopir dapat menjangkaunya sehingga banyak yang kini punya angkot sendiri,” tuturnya.

Di bidang sosial, SMARTTS juga berkirah, khususnya untuk keluarga para sopir angkot. Beberapa waktu sebelumnya, mereka memberikan santuan kepada anak yatim-piatu. Kemudian, dalam waktu dekat, rencananya SMARTTS akan mengadakan sunatan massal untuk anak-anak pengemudi angkot. (putra)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar